EVERY DAY IS A GRAT DAY. Default writing direction.
Some text. Right-to-left direction.
-->

Wednesday, December 5, 2012

Something that made me almost crazy: YOU.. yes, you are...Final Paper!!

PELUANG DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN KAWASAN MELALUI KERJASAMA ANTARA KOMUNITAS DAN DUNIA USAHA

Abstrak

Pengembangan kawasan merupakan salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan pendapatan daerah dengan menggali potensi yang ada. Perencanaan pengembangan kawasan desa wisata di Desa Kutoharjo sudah selesai disusun secara partisipatif oleh masyarakat dan pemerintah, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pemasaran hasil perencanaan tersebut kepada pihak pemerintah maupun swasta untuk memperoleh dukungan finansial. Dukungan tersebut diwujudkan dalam bentuk kerjasama antara komunitas dan dunia usaha berupa kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) Namun kurang optimalnya pemberdayaan masyarakat Desa Kutoharjo menjadi penghambat kegiatan pemasaran itu sendiri. Di sisi lain kegiatan CSR yang selama ini dilakukan oleh berbagai perusahaan cenderung bersifat karitatif yang dilakukan dengan sukarela tanpa bertujuan untuk memberdayakan masyarakat.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali peluang dan tantangan dalam pemanfaatan kerjasama antara komunitas dan dunia usaha untuk mendukung program pengembangan kawasan, dengan studi kasus Desa Kutoharjo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal. Obyek penelitian ini memfokuskan pada karakteristik kerjasama antara komunitas dan dunia usaha dalam upaya pengembangan kawasan yang ada di Desa Kutoharjo. Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif untuk menganalisis pelaksanaan perencanaan pengembangan kawasan, serta menemukan peluang dan tantangan dalam mewujudkan kerjasama antara komunitas dan dunia usaha.

Kata kunci: peluang dan tantangan, CSR, pengembangan kawasan, Desa Kutoharjo


Abstract

Area development is one of the way that used to increase local incomes by exploring a local potential. The planning of tourism area development in Kutoharjo Village has been codified by the local community and government, and then it should be continued with marketing the plan result, both to public and private to get the financial support. This support can be organized as a partnership between community and corporate, which is known as Corporate Social Responsibilities (CSR). But less of Kutoharjo community empowerment is the one of challenges which could be hampering the marketing process itself. In other hand, CSR that have been done by the corporate tends to be voluntary charitable activities without aims to empower the community.

The purpose of this research is to explore the opportunities and challenges in the way of community and corporate partnership to support area development, with the case study in Kutoharjo Village, Kaliwungu Subdistrict, Kendal Regency. The research object is focusing on characteristic of community and corporate partnership in the effort of developing area in Kutoharjo Village. This research uses qualitative descriptive analysis to analyze the implementation of area development planning and find the opportunities and challenges to create community and corporate partnership.

Keywords: opportunities and challenges, CSR, area development, Kutoharjo Village


Kemiskinan adalah masalah sosial yang melanda hampir semua negara berkembang di dunia, termasuk Indonesia. Pemberantasan kemiskinan yang belum membuahkan hasil yang signifikan menunjukkan kompleksnya masalah kemiskinan yang pada akhirnya berdampak pada kondisi ekonomi, lingkungan, sosial, budaya, dan politik. Sementara itu, kebijakan mengenai otonomi daerah mengharuskan setiap daerah untuk dapat mengoptimalkan dan meningkatkan berbagai potensi sumberdaya kawasan yang dimiliki guna meningkatkan pendapatan daerahnya. Pemerintah daerah yang memiliki kewenangan dan tanggung jawab terhadap kemajuan daerahnya dituntut untuk mampu menggali potensi-potensi yang dimiliki daerahnya agar bisa dikembangkan dan berdampak pada peningkatan taraf hidup masyarakat. Oleh karena itu, berbagai daerah di Indonesia mulai berupaya mengembangkan kawasannya sesuai dengan potensi yang dimiliki daerah tersebut.

Potensi kawasan yang cukup menjanjikan dan tidak pernah habis untuk dijajakan salah satunya berasal dari sektor pariwisata. Sektor pariwisata menyediakan pelayanan jasa terkait atraksi yang dapat disajikan oleh kawasan tersebut, baik berupa pemandangan alam wilayahnya, hasil karya ciptaan manusia, maupun budaya yang hidup dan berkembang dalam masyarakat.

Salah satu kawasan yang berpotensi dikembangkan sebagai kawasan wisata adalah Desa Kutoharjo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal. Perencanaan pengembangan kawasan Desa Kutoharjo pun telah disusun secara partisipatif oleh masyarakat Desa Kutoharjo dan pemerintah setempat. Desa ini direncanakan akan dikembangkan sebagai kawasan wisata alam religi dan kuliner, mengingat Desa Kutoharjo masih memiliki banyak potensi yang cukup menjanjikan. Jika Desa Kutoharjo berhasil dikembangkan sebagai kawasan wisata, maka secara tidak langsung akan berpengaruh pada peningkatan pendapatan masyarakat. Kondisi tersebut pada akhirnya akan meningkatakan kemampuan masyarakat secara mandiri dalam memperbaiki tingkat kesejahteraannya.

Adanya kegiatan perencanaan harus ditindaklanjuti dengan kegiatan pemanfaatan, yaitu penyusunan dan pelaksanaan rencana program beserta pembiayaannya. Mengingat keterbatasan pemerintah khususnya dari segi pembiayaan, maka dalam pelaksanaan program pengembangan kawasan wisata saat ini perlu dipasarkan ke instansi non pemerintah, lemabaga sosial, maupun dunia usaha untuk memperoleh dukungan finansial. Dalam rangka meningkatkan sinergi antar stakeholder, pemerintah berusaha mengajak dunia usaha, untuk terlibat dalam program pembangunan yang digagas pemerintah. Melalui kerjasama antara komunitas dan dunia usaha yang diwujudkan lewat kegiatan CSR diharapkan perusahaan-perusahaan mau membantu upaya pengembangan kawasan sebagai bentuk tanggung jawab dan kepedulian terhadap lingkungan sosial.

Namun keterbatasan sumber daya masyarakat yang ada di Desa Kutoharjo menjadi salah satu penghambat kegiatan pemasaran. Pemberdayaan masyarakat yang dianggap belum optimal ditunjukkan dengan pola pikir masyarakat yang masih belum menyadari posisinya sebagai salah satu aspek pendukung terwujudnya pengembangan kawasan. Kondisi masyarakat yang majemuk beserta kompleksitas permasalahan internal di Desa Kutoharjo menyebabkan proses pemasaran seolah-olah hanya jalan di tempat. Di sisi lain upaya pemasaran ke instansi pemerintahan dan perusahaan tidak bisa menunggu hingga pemberdayaan masyarakat di Desa Kutoharjo selesai dilaksanakan. Perusahaan yang menunjukkan ketertarikannya dan ingin melaksanakan kegiatan CSR di Desa Kutoharjo merupakan sebuah peluang untuk mengadakan kerjasama antara komunitas dan dunia usaha yang tidak boleh disia-siakan begitu saja. Sayangnya, CSR yang banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan saat ini cenderung bersifat karitatif dan berlandaskan sikap “derma”. Konsep dasar CSR yang bersifat sukarela membuat perusahaan yang melaksanakan CSR bukan sebagai bentuk tanggung jawab ataupun kepedulian, melainkan hanya sebagai tempelan untuk menjaga nama baik perusahaan. Bentuk kegiatan CSR yang seperti ini tidak lagi mengacu pada konsep dasar CSR yang menekankan aspek pemberdayaan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan penelitian ini adalah untuk menggali peluang dan tantangan dalam pemanfaatan kerjasama komunitas dan dunia usaha untuk mendukung program pengembangan kawasan.


PENGEMBANGAN KAWASAN DAN KERJASAMA ANTARA KOMUNITAS DAN DUNIA USAHA DALAM KAJIAN LITERATUR

A. Pengembangan Kawasan
Pembangunan kawasan adalah usaha untuk mengembangkan dan meningkatkan hubungan kesalingtergantungan dan interaksi antara sistem ekonomi (economic system), masyarakat (social system), dan lingkungan hidup beserta sumberdaya alamnya (ecosystem). Setiap sistem ini memiliki tujuannya masing-masing (Bappenas, 2004: 35). Pedesaan merupakan bagian dari suatu kawasan yang juga membutuhkan perhatian dalam pembangunannya. Unescap (1979), dalam Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota (1997) menjelaskan bahwa pengembangan pedesaan didefinisikan sebagai suatu strategi dalam mengembangkan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat pedesaan dalam rangka mengentaskan masalah kemiskinan pedesaan, didesain untuk merangsang produksi dan produktivitas masyarakat dalam rangka memodernisasi kehidupan masyarakat pedesaan yang tradisional menuju ke kehidupan ekonomi yang lebih modern dengan tujuan meningkatkan produktivitas masyarakat desa, peningkatan lapangan pekerjaan, meningkatkan produksi, pendidikan, dan kesehatan masyarakat desa secara lintas sektoral.

Salah satu cara untuk mengembangkan kawasan adalah dengan menggali berbagai potensi daerah yang dimiliki yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Dalam hal ini, pariwisata dipandang sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakatnya. Pengembangan pariwisata merupakan suatu rangkaian upaya untuk mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan berbagai sumber daya pariwisata, mengintegrasikan segala bentuk aspek di luar pariwisata yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung akan kelangsungan pengembangan pariwisata.

B. Kerjasama Antara Komunitas dan Dunia Usaha
Kemitraan dunia usaha dapat diasumsikan sebagai salah satu modal sosial yang dapat dikembangkan menjadi salah satu potensi dalam penyelesaian berbagai permasalahan kesejahteraan sosial komunitas masyarakat di luar lingkungan perusahaan. (M Zuhri, 2004: 10). Keterlibatan dunia usaha dalam menjalin hubungan dengan komunitas masyarakat diwujudkan dengan suatu bentuk kerjasama antara komunitas dan dunia usaha. Kegiatan ini dapat berupa kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) yang ditujukan bagi masyarakat di sekitar perusahaan. Konsep CSR melibatkan tanggung jawab kemitraan antara pemerintah, perusahaan, dan komunitas masyarakat setempat yang bersifat aktif dan dinamis. (Anatan, 2012: 1).

Menurut The World Business Council for Suistainable Development dalam Hermawan (2008: 1), CSR adalah komitmen berkelanjutan dari dunia usaha untuk bertindak secara etis dan berkontribusi dalam pembangunan ekonomi, sekaligus meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat luas. Kartini (2009: 5) menerangkan bahwa konsep Corporate Social Responsibility (CSR) pertama kali dikemukakan oleh Howard R. Bowen (1953) dalam bukunya Social Responsibilities of Businessman. Bowen menyatakan CSR sebagai kewajiban pelaku bisnis untuk mengikuti kebijakan yang tidak hanya menghasilkan keuntungan, melainkan juga bernilai bagi masyarakat. Namun konsep CSR pada awal perkembangannya tersebut masih hanya seputar kegiatan philantrophy yang banyak dilakukan oleh pengusaha pada abad-19 hingga tahun 1930-an.

Pada periode 1960-an hingga 1970-an perkembangan konsep CSR bersamaan dengan berkembangnya konsep stakeholder pada tahun 1963. Definisi stakeholder pada awalnya hanya mencakup pemegang saham (stockholder), karyawan (employees), pelanggan (customers), para pemasok (suppliers), para pemberi pinjaman (lenders), dan masyarakat luas (society). Kemudian Post et., al., dalam Kartini (2009: 8) membagi stakeholder menjadi dua katagori, yaitu primary stakeholder, yang terdiri dari pemegang saham; karyawan; pemasok; kreditur; pelanggan; pedagang besar; dan eceran (Kartini, 2009: 9), serta secondary stakeholders yang antara lain terdiri dari masyarakat secara umum; komunitas lokal; pemerintah pusat dan daerah; para pemerintahan asing; aktivis sosial; media massa; dan berbagai kelompok pendukung bisnis (Kartini, 2009: 9). Pada masa ini konsep CSR sudah mulai mengalami perkembangan dengan cakupan tanggung jawab sosial yang lebih luas daripada periode sebelumnya.

Periode 1980-an hingga saat ini, CSR telah menjadi salah satu strategi perusahaan untuk meningkatkan citra perusahaan. Pada periode ini CSR dipandang sebagai tonggak lahirnya konsep-konsep lain yang memiliki keterkaitan dengan CSR (Kartini, 2009: 16). Konsep-konsep tersebut antara lain corporate social performance, corporate social responsiveness, corporate citizenship, corporate governance, dan sustainable development.


KAJIAN PELUANG DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN KAWASAN MELALUI KERJASAMA ANTARA KOMUNITAS DAN DUNIA USAHA
AnĂ¡lisis hasil penelitian ini berdasarkan data empirik yang didapatkan melalui hasil observasi partisipasi dan wawancara mendalam. Data empirik tersebut berupa informasi dari informan yang diambil dari dua sudut pandang yang berbeda, yaitu dari masyarakat Desa Kutoharjo sebagai pelaksana pemasaran rencana pengembangan kawasan serta dari sisi perusahaan sebagai pelaksana program Corporate Social Responsibility (CSR). Salah satu instrumen penelitian yang mendukung penggalian informasi yang lebih spesifik mengenai pelaksanaaan CSR adalah proposal pemasaran hasil rencana pengembangan kawasan yang telah disusun oleh tim ND guna didiskusikan dengan pihak swasta untuk kemudian dapat diketahui peluang pemanfaatan CSR untuk mendukung program pengmbangan kawasan tersebut.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian ini adalah adanya peluang maupaun tantangan dalam pelaksanaan pengembangan kawasan Desa Kutoharjo, baik secara internal maupun eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi pelaksanaan pengembangan kawasan antara lain adanya potensi lokal yang dimiliki Desa Kutoharjo, kesiapan tim pemasaran beserta instrumennya, pelaksanaan pemberdayaan masyarakat serta koordinasi antar anggota kader ND, dan kemampuan tim pemasaran dalam chanelling. Sedangkan dari sisi eksternal dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain dukungan dari SKPD dan instansi, peran perangkat desa, serta adanya kerjasama dengan dunia usaha.

Sementara peluang dan tantangan pemanfaatan program CSR untuk mewujudkan kerjasama antara komunitas dan dunia usaha juga dapat dilihat dari dua faktor: internal dan eksternal. Peluang pemanfaatan program CSR dilihat dari faktor internal dapat diidentifikasi melalui motifasi pelaksanaan CSR, konsep pelaksanaan CSR,dan karakteristik CSR.

Dari sisi eksternal, adanya pelibatan masyarakat secara aktif melalui kegiatan pengajuan proposal menjadi salah satu peluang kerjasama. Di samping itu adanya regulasi dari pemerintah juga turut mendorong pelaksanaan CSR.

B. Rekomendasi
Berdasarakan hasil analisis yang telah dilakukan, peneliti akan memberikan rekomendasi terkait pelaksanaan pengembangan kawasan yang memanfaatkan program CSR, sehingga ke depannya pelaksaan pengembangan kawasan maupun kegiatan CSR dapat lebih teraarah dan bisa sesuai dengan kondisi empiris di lapangan.

1. Rekomendasi Pelaksanaan
Rekomendasi pelaksanaan diberikan kepada pemerintah, masyarakat dan dunia usaha terkait operasional kebijakan, antara lain:
a) Dukungan pemerintah diperlukan bagi pelaksanaan pengembangan kawasan wisata
b) Masyarakat perlu merubah pola pikirnya dalam menyikapi pelaksanaan pengembangan kawasan
c) Pentingnya pelibatan pemuda dalam pelaksanaan pengembangan kawasan
d) Kerjasama yang diwujudkan dengan program CSR harus dapat berkelanjutan dan ditetapkan sesuai kebutuhan masyarakat
e) Pemerintah perlu memperketat kontrol pelaksanaan CSR
f) Pelibatan masyarakat secara aktif sangat diperlukan untuk mewujudkan pembangunan masyarakat yang berkelanjutan.

2. Rekomendasi Studi
Rekomendasi studi diberikan sebagai masukan untuk penelitian selanjutanya yang menyempurnakan studi ini. Terdapat beberapa hal yang secara tidak langsung berkaitan dengan penelitian ini, sehingga hal tersebut sekiranya dapat menjadi masukan untuk tema-tema penelitian selanjutnya, antara lain:
a) Strategi pemasaran internal: pemberdayaan masyarakat untuk merubah pola pikir masyarakat yang pasif menjadi masyarakat yang aktif
b) Kajian mengenai persepsi perusahaan dalam menjalankan program CSR agar lebih berdaya guna bagi masyarakat
c) Studi tentang evaluasi undang-undang dan peraturan pemerintah yang mengatur pelaksanaan CSR


DAFTAR PUSTAKA

Anatan, Lina. “Corporate Social Responsibility (CSR): Tinjauan Teoritis dan Praktis di Indonesia,” dalam http://majour.maranatha.edu/index.php/jurnal-manajemen/article/view/220/pdf. diakses 13 Juni 2012
Bappenas. 2004. Tata Cara Perencanaan Pengembangan Kawasan untuk Percepatan Pembangunan Daerah. Jakarta: Direktorat Pengembangan Kawasan Khusus dan Tertinggal BAPPENAS. http://www.kawasan.or.id
Desa Kutoharjo Tahun 2011 Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2011
Dokumen Penanganan Lingkungan Permukiman Berbasis Kawasan Desa Kutoharjo Tahun 2011. Balai Desa Kutoharjo, 2011
Hermawan, Agung. 2008. Mengenal Lebih Dekat dengan Tanggungjawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility). Bandung: LBH Bandung dan Oxfam Community Aid Abroad (OCAA)
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol 8, No 1, Tahun 1997
Kartini, Dwi. 2009. Corporate Social Responsibility: Transformasi Konsep Sustainable Management dan Implementasi di Indonesia. Bandung: PT Refika Adiatama
Miles, Matthew B.,dan A. Michael Huberman. 2009. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Qualitative and Quantitative Research Methods). Bandung: Alfabeta.
Zuhri, M. dkk. 2004. Kajian Model Pengembangan Kemitraan Dunia Usaha Dalam Penguatan Ketahanan Sosial Masyarakat. Jakarta: Pusat Pengembangan Ketahanan Sosial Masyarakat Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial Departemen Sosial RI. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/726084561.pdf. Diakses pada 13 Juni 2012.

Tuesday, October 2, 2012

2 Oktober

Apa yang spesial pada tanggal 2 Oktober??

Well, bagi sebagian masyarakat Indonesia, terutama untuk penulis :), 2 Oktober menjadi hari yang cukup spesial. Mengapa?
Tepat 3 tahun silam Pemerintah Indonesia telah menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional. Hal tersebut untuk menghormati dan mengingat pengukuhan batik sebagai "warisan budaya dunia milik Indonesia" oleh badan dunia PBB, tepatnya UNESCO, pada hari yang sama.

Pengukuhan tersebut dilakukan engingat banyaknya perdebatan dan polemik yang memperebutkan asal muasal batik oleh beberapa negara, terutama Indonesia vs Malaysia -___-"

"Alhamdulilah, setelah mempelajari usulan Indonesia, PBB menetapkan batik sebagai warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia."
ungkap Mr.President, SBY pada suatu waktu.

Terus??? Kula kedhah matur "WOW" ngoten??

Ooo..iya harus. Karena sebagai kekayaan bangsa, batik menuai banyak kekaguman dari banyak negara di luar Indonesia. Lantas kenapa kita sebagai warga Indonesia tidak mau belajar mencintai dan melestarikan kekayaan yang kita punya? Jangan hanya bisa teriak-teriak dan ribut saat kekayaan kita "dicolong" negeri sebelah, tetapi alangkah baiknya kita juga menjaga kelestariannya. Bangga mengenakan busana batik, tidak hanya saat peringatan hari batik, tetapi juga saat ada event-event tertentu.
Indonesian students sang a song on welcoming party, Thailand



Selamat Hari Batik Nasional -and also happy birthday to me :)



http://www.andriewongso.com/artikel/peristiwa_luar_biasa/4312/Hari_Batik_Nasional/

Saturday, September 22, 2012

Every Cloud Has A Silver Lining


Teringat pernah baca suatu kisah tentang seorang anak kecil yang tengah berjuang dalam sebuah perlombaan. Anak tersebut berangkat dengan ditemani oleh orang tuanya. Sebelum memulai perlombaan, si anak tersebut berdoa dengan sangat khusyuk. Sesaat setelah merampungkan doanya, sang orang tua bertanya kepada si anak, "Doa apa yang kamu panjatkan, kamu berdoa untuk keberhasilanmu kan?". Di luar dugaan, anak tersebut justru menggeleng pelan. “Aku berdoa semoga aku tidak menangis jika aku kalah”, kata anak tersebut dengan lugunya. Orang tua tersebut terperanjat mendengar jawaban sang anak. Sambil tersenyum sang orang tua menepuk bahu anaknya dan menyemangatinya untuk masuk ke arena perlombaan. (Motivasi&Inspirasi, dengan sedikit perubahan)

Begitu sederhana harapan si anak kecil tersebut. Dengan kepolosannya, dia sama sekali tidak berharap agar dapat memenangkan perlombaan tersebut, dia hanya berharap agar Tuhan menata hatinya, sehingga dia tidak terlalu sedih menghadapi kekalahannya jika memang dia harus kalah. Hanya kebijaksanaan dan kerelaan yang tercermin dalam doa anak tersebut, yang mungkin dia sendiri belum cukup memahami apa artinya.
Ya.. selama ini kita terlalu sering terbebani dengan pikiran dan keegoisan diri kita sendiri, yang mengatakan bahwa kita HARUS bisa, kita HARUS berhasil, kita HARUS menang. Akibatnya begitu mendapati kekalahan, kegagalan, dan kejatuhan, kita merasa dunia kita sudah hancur. Begitu??
Seharusnya memang tidak. Di setiap kesempatan, di setiap ujian, dan di setiap usaha yang kita perjuangkan, kita harus siap. Siap untuk menang dan siap untuk kalah. Kita harus punya sikap optimis untuk berhasil sekaligus tegar untuk gagal. Keyakinan itu memang perlu, tetapi berhasil atau tidak itu adalah ketetapan Alloh. Di saat yang apa kita harapkan belum terwujud, yakinlah bahwa hal itu bukanlah yang terbaik untuk kita. Mungkin bukan itulah kebutuhan kita. Ambil saja hikmahnya, mungkin saat itu Alloh sedang ingin bercengkerama dengan makhluk yang sudah lama meninggalkan-Nya. Mungkin Alloh memang "kangen" dengan curhatan kita di sepertiga malamnya. Atau mungkin karena kita sedang dipersiapkan untuk menerima sesuatu yang "Lebih", wallohu'alam.
Apapun itu, ikhlaskan saja. Kita tidak sedang kehilangan sesuatu kok, karena memang tidak ada yang benar-benar kita miliki di dunia ini. Semua kepunyaan-Nya, jadi biarkan Dia menentukan apa saja yang akan dia hadiahkan kepada makhluk-Nya. Semua pasti ada hikmahnya, karena tidak ada sesuatu pun yang sia-sia.
_If “Plan A” didn’t work, The alphabet has 25 more letters. Stay cool_kata sebuah pesen di facebook. Dan yah, bener banget. Jika memang gagal, segera bangkit lagi. Jika jatuh lagi, tetap ingat bagaimana cara untuk berdiri. Kita tidak boleh kehilangan harapan dan motivasi yang ada dalam diri kita, karena saat kita kehilangan keduanya, yang tersisa hanyalah kerapuhan dan keputusasaan. We’ll never know what tomorrow will bring, so don’t ever lose our hopes. Cause every cloud has a silver lining. And I believe there will be a rainbow which follow that clouds J



Friday, May 25, 2012

Manajemen Pembangunan Kota Jenewa




Kota Jenewa selain terkenal sebagai kota dengan tata kota menarik dan pusat berbagai organisasi besar di dunia, juga terkenal sebagai kota tujuan wisata yang tergolong mahal. Pemandangan alam Jenewa yang berlatarkan Pegunungan Alpen menjadi daya tarik kota tersebut untuk mendatangkan para turis setiap tahunnya. Didukung oleh iklim sejuk dan udara yang segar membuat para pengunjung semakin betah untuk jalan-jalan di kota Jenewa.
sumber: http://duniawisata.master.web.id/wordpress

Salah satu obyek wisata di Jenewa adalah Danau Jenewa yang menyajikan pemandangan alam berupa birunya air Sungai Rhone yang mengalir ke danau tersebut.  Danau ini juga memiliki symbol wisata Kota Jenewa yaitu Air Mancur, The Jet d’Eau Fountain, dengan ketinggian 140 meter dan pancuran airnya dapat dilihat dari seluruh penjuru kota. Menurut keterangan para turis, Water Fountain ini lebih indah jika disaksikan pada malam hari didukung oleh cahaya yang berasal dari lampu sorot di sekitar danau membuat atraksi pancuran air tersebut semakin menarik. Di tepian danau ini terdapat perahu-perahu kecil yang akan membawa pengunjung berkeliling danau sambil menikmati pemandangan alam. Di sisi lain terdapat taman di sekitar danau ini di mana pengunjung dapat jalan-jalan atau sekadar duduk-duduk santai menikmati keindahan Jenewa.
The Jet d’Eau Fountain

Obyek wisata lainnya adalah Geneve Flower Clock yang berlokasi di Jardin Anglais (English Garden) yang terletak tidak jauh dari Danau Jenewa. Lokasi jam bernuansa taman dan bunga aneka warna ini dibuat pada tahun 1955 untuk dijadikan symbol yang mengintegrasikan teknologi Kota Swiss dalam membuat jam dengan teknik penataan taman dan lingkungan. Pada hari-hari tertentu, lokasi di sekitar taman tersebut sering dijadikan sebagai tempat pertunjukan seni dan budaya.
  
Ini hanyalah sisi positif dari keindahan kota Jenewa. Di sisi lain peningkatan jumlah turis di Jenewa turut meningkatkan produksi sampah di sekitar lokasi tersebut. Pada tahun 2005, organisasi swasta yang bergerak di bidang lingkungan hidup beserta para sukarelawan dari berbagai golongan mengadakan aksi pembersihan sampah dari Danau Jenewa. Sampah yang ditemukan di danau sejernih itu sangat mengejutkan, mulai dari sampah plastik, kaleng kosong, sepeda hingga troli berhasil diangkat dari dalam danau tersebut. Sementara sampah dari dalam danau mulai dibersihkan, produksi sampah di sekitar danau justru semakin banyak setiap tahunnya, bisa berupa puntung rokok, kaleng alumunium, dan sampah-sampah kecil lainnya.
Walaupun Jenewa salah satu kota termahal yang ada di Eropa, hal ini tidak menyurutkan niat para turis untuk singgah ke kota kecil di Swiss tersebut. Didukung dengan bergabungnya Swiss menjadi bagian dari zona Schengen pada tahun 2005 sebagai kawasan bebas paspor Eropa, yang berarti memperlonggar kontrol perbatasan antara negaranya dan negara-negara di sekelilingnya. Menurut harian Tempo, jumlah pengendara mobil di daerah perbatasan setidaknya ada 350 ribu kendaraan keluar-masuk Swiss. Hal ini telah mengakibatkan kemacetan di beberapa titik kota di Swiss pada jam-jam tertentu, termasuk di Jenewa. Antrean mobil terlihat di sepanjang lampu merah Rue de Lausanne di pagi hari
Dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan, hotel-hotel di Swiss menawarkan alternative dengan memberikan pelayanan cuma-cuma yaitu gratis menaiki setiap moda transportasi, kecuali taksi, untuk berkeliling ke tempat wisata di selutruh kota. Dengan kiat seperti itu wisatawan akan tertarik menggunakan bus atau trem yang ada dan mengkonsumsi makanan atau membeli souvenir yang ada di tempat wisata yang tergolong sangat mahal.
Ide manajemen kota Jenewa sudah sangat baik, hanya saja perlu diperketat mengenai aturan bagi para pendatang yang berkunjung ke Jenewa sehingga control keamanan di Jenewa tetap bisa dipertahankan dan Jenewa tetap mendapat predikat sebagai kota aman. Di samping itu perlu adanya pengontrolan bagi turis yang mengunjungi obyek-obyek wisata agar tetap menjaga kebersihan lingkungan di sekitar tempat wisata dengan mengajak para wisatawan agar peduli ligkungan.



Sumber :
Joice, Anastasia. 2009. “Mahalnya Jenewa”. http://www.kompas.com/
NTDTV.2010. “Relawan Bersatu Membersihkan Danau Jenewa.” http://indo.ntdtv.com/
Tempo. 2010. “Jenewa di Persimpangan Jalan”. http://majalah.tempointeraktif.com/

Sunday, April 22, 2012

Everyday is Holiday: Thailand!! #1


Hmmm, I hear that 2009's grade have finished their journey to Malaysia-Singapore and Thailand on KKL course. It reminds me that I had the same experience. Yeah.. it was almost two years ago, on November, 19th 2010.
It was my first flight, and at once also my first trips abroad. Bangkok. I think it was being the one of my best experience. I never thought it before that I could step my foot on “Negeri Gajah Putih”. Very grateful to attended the classes of Studio and KKL which brought me to met the different friends, different Lectures, and of course different cultures. Thais and Thailand :)
Well, I and my friends left Soekarno-Hatta airport to Suvarnabhumi airport on Saturday evening, November 19th 2010. The flight took about three hours, and when I arrived there, I realized that it was the amazing airport with the beautiful blue lights and magnificent glass-covered walls.

the great Suvarnabhumi Airport

I arrived at the airport
Sat-Nite me and myself :P
didn't wanna miss any beauty spot for taking a picture :)

Thai Friends Were Waiting for Us
Here they were. My Thai friends have picked us up and took us to the dormitory -IEAS-, where we would stay along two weeks. The bus that I was riding drove slowly through the night landscape of Bangkok. It was the nice Saturday night and I guessed it must be so perfect if I passed it with someone … uppsss :P




5 am, Sunday Morning rain was not falling.  Our agenda today was “sight seeing” to Thammasat University, both of Rangsit and Prachan campus; crossed Chao Praya river; and then went to Mo-Chit station to rode the sky train –BTS–  toward Chatuchak Market. Actually we planned to visit The Grand palace, but unfortunately there were any welcoming ceremony for the King on that day, so trip to Grand Palace would be held on the next day.
Our Dormitory
in front of Institute of East Asian Studies _IEAS_


Thammasat University-Prachan Campus
the smiling face of Indonesian students :)


insert the BTS ticket please :D

cross Chao Praya River
It was really a tiring day. So tired, but so satisfied. Shopping, travelling, and taking some good pictures….

Amazing Thailand…

Forget about the tasks (many tasks), forget about the deadline, ‘cause Everyday is Holiday!!!!